Daripohuwato.id – Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pohuwato bergerak cepat menindaklanjuti informasi mengenai kondisi memprihatinkan yang dialami oleh pasangan suami istri, Husain Tangahu (51) dan Hadija Gani (52), warga Dusun Mekar Indah, Desa Palopo, Kecamatan Marisa.
Pada Jumat (2/5/2025), Kepala Dinas Perkim, Fadli Sanad, bersama Ketua Baznas Pohuwato, Daiman Ali, turun langsung meninjau kondisi rumah pasutri tersebut.
Fadli Sanad mengatakan bahwa pihaknya akan segera membangunkan rumah layak huni bagi keluarga Husain.
“Insha Allah secepatnya. Saat ini kami sedang melengkapi berkas-berkas administrasi. Mudah-mudahan bulan ini sudah bisa mulai dikerjakan,” ungkap Fadli.
Menurutnya, rumah yang akan dibangun bersifat permanen dengan dinding dari batu bata. Anggarannya bersumber dari APBD tahun 2025.
“Pondasinya sudah ada, jadi tinggal kami lanjutkan pembangunan dindingnya,” jelas Fadli.
Sementara itu, Ketua Baznas Pohuwato, Daiman Ali, menyampaikan bahwa pihaknya siap bersinergi dengan Dinas Perkim.
“Kami akan membantu pada aspek yang tidak ter-cover, seperti biaya tenaga kerja, pembangunan jamban, dan kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Diketahui, Husain dan Hadija selama ini tinggal di rumah tak layak huni dan hidup dalam keterbatasan. Saat musim hujan, rumah mereka tergenang air, memaksa mereka tidur di atas genangan. Ancaman penyakit seperti demam berdarah pun terus menghantui.
Hadija Gani mengaku hanya sekali menerima bantuan sejak tinggal di Desa Palopo pada 2010, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) pada tahun 2023. Setelah itu, namanya dicoret dari daftar penerima bantuan.
“Hanya tahun 2023 pak, setelah itu sudah tidak lagi. Katanya digilir ke warga lain. Bantuan PKH juga cuma sekali dapat. Setelah itu, tidak ada lagi,” tutur Hadija saat ditemui, Kamis (1/5/2025).
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Husain bekerja serabutan, sementara Hadija menjual kue di warung sekitar rumah.
Hadija juga mengungkapkan, pemerintah desa sudah dua kali melakukan pendataan dan menjanjikan bantuan rumah, namun hingga kini belum ada realisasi.
“Waktu puasa tahun kemarin dan tahun ini mereka datang mendata. Tapi sampai sekarang belum ada kelanjutan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Palopo, Agus Hulubangga, membenarkan bahwa penentuan penerima BLT dilakukan bersama BPD dan unsur pemerintah desa.
“Nama-nama itu kita verifikasi bersama sesuai kuota. Bisa jadi namanya tidak masuk BLT karena sudah tercatat di PKH atau program lain,” jelasnya.
Agus juga mengaku pihaknya pernah mengusulkan bantuan rumah untuk Husain melalui verifikasi Dinas Perkim Provinsi.
“Tahun 2024 lalu sudah ada verifikasi dari Perkim, tapi hingga kini programnya belum terealisasi,” pungkasnya.