Daripohuwato.id – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo sedang berada pada fase penting dalam sejarah institusi, di mana transformasi besar dari IAIN menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) tengah digalakkan. Momentum ini diwarnai dengan pelaksanaan pemilihan rektor periode 2025-2029 yang dipandang sebagai kesempatan utama untuk mendukung perubahan dan pengembangan kampus menuju jenjang yang lebih tinggi serta integrasi keilmuan yang lebih luas.
Kampus yang berdiri sejak 2004 ini memiliki 25 program studi yang siap menyongsong perubahan kelembagaan yang tidak hanya sebagai formalitas administratif, tapi juga sebagai desain strategis membangun pendidikan, penelitian, dan pengembangan budaya Islam terpadu. Dengan begitu proses pemilihan rektor dan transformasi kelembagaan ini diharapkan tidak hanya menjadi gerak perubahan dalam konteks struktural semata, tetapi juga memacu semangat inovasi dan kolaborasi semua elemen civitas akademika.
Transformasi IAIN menuju UIN kini sedang dalam tahap akhir administrasi dengan dukungan penuh kementerian terkait dan pemerintah daerah. Draf Peraturan Presiden tengah disiapkan sebagai tanda kesiapan kampus untuk memperluas program studi ke disiplin ilmu umum, sekaligus memperkuat peran sebagai pusat pendidikan Islam yang progresif dan berkontribusi secara nasional maupun internasional.
Untuk keberlangsungan transformasi tersebut, peran rektor sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di kampus menjadi kunci dalam keberhasilannya. Siapapun yang terpilih nanti, diharapkan mampu menjalankan amanah dengan kerja keras dan kepemimpinan inklusif demi mewujudkan kampus unggulan yang mampu memberikan manfaat besar bagi bangsa dan negara.
Selain itu, mahasiswa juga punya andil besar dalam mendukung agenda transformatif ini. Kolaborasi antara organisasi kemahasiswaan (ormawa) dan pihak kampus menjadi kunci utama dalam mengawal proses transformasi IAIN menjadi UIN. Oleh karena itu, kedepannya kampus harus semakin memperhatikan organisasi mahasiswa (ormawa) sebagai pilar penting dalam mencetak kader-kader mahasiswa yang berpotensi dan berkarakter kepemimpinan.
Selaku Wakil Presiden Mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo, saya sangat berharap agar ormawa diberikan ruang dan dukungan yang optimal untuk berkembang, berkontribusi, dan menjadi wadah latihan kepemimpinan yang sesungguhnya bagi mahasiswa. Dengan memperkuat peran ormawa, kampus dapat mengembangkan budaya akademik yang hidup dan dinamis, sehingga lulusan tidak hanya unggul secara akademik, tapi juga memiliki kemampuan leadership yang nyata di masyarakat.
Sebagaimana yang terlihat di IAIN Sultan Amai Gorontalo, ormawa seperti Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) memiliki peran strategis dalam mengawal perubahan dan menjadi lokomotif kemajuan dalam kampus. Pengurus ormawa yang bekerja nyata, penuh komitmen, dan didukung oleh birokrasi akan mampu menjadikan kampus lebih solid dan inklusif. Oleh karena itu, perhatian lebih lanjut terhadap ormawa akan menjadi investasi penting untuk kesinambungan inovasi dan kualitas sumber daya manusia kampus ini.
Olehnya, pemilihan rektor dan transformasi IAIN Sultan Amai Gorontalo menjadi UIN merupakan momentum bersejarah yang harus dioptimalkan untuk kemajuan institusi. Kita harus mengawal proses ini dengan komitmen bersama agar kampus ini mampu menjawab tantangan zaman, menjaga tradisi keislaman, dan melahirkan generasi penerus yang unggul dan berdedikasi tinggi untuk pembangunan bangsa dan daerah.
Maka, momentum ini menjadi awal penting yang menandai babak baru perjuangan dan kemajuan yang lebih terarah, inklusif, dan berdampak luas bagi pendidikan tinggi Islam di Gorontalo dan Indonesia secara umum. Semoga proses ini berjalan lancar dan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh civitas akademika dan masyarakat luas.





