Janji Tinggal Janji? Sponsor Rp10 Juta dari BSG Marisa Tak Kunjung Cair

Daripohuwato.id – Event bergengsi Pohuwato Birthday Running 2025 yang digelar Januari lalu sukses meriah, menjadi bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-22 Kabupaten Pohuwato. Ratusan peserta dari berbagai kalangan ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.

Namun, di balik kesuksesan itu, muncul kabar mengejutkan. Bank SulutGo (BSG) Cabang Marisa, yang saat itu dipimpin Hasan Hamid, disebut-sebut belum menunaikan janji dana sponsor sebesar Rp10 juta kepada panitia.

Salah satu anggota panitia, yang enggan disebutkan namanya, mengungkap bahwa dana sebesar Rp10 juta tersebut awalnya merupakan permintaan dari pihak BSG untuk ditanggulangi terlebih dahulu oleh panitia.

“Waktu itu kami mengajukan proposal ke BSG Marisa. Pak Pinca bilang dana ditanggulangi dulu, nanti kalau sudah cair, langsung diganti. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan, padahal kita panitia sudah keluar uang, bahkan sampai berhutang ke pihak lain,” jelasnya kepada salah satu media online, Kamis (2/10/2025).

“udah tujuh bulan berlalu, namun janji dari pihak bank belum juga ditepati,” tambahnya.

Dikonfirmasi terpisah, mantan Pimpinan Cabang BSG Marisa, Hasan Hamid, membantah memiliki hutang kepada panitia Pohuwato Birthday Running 2025.

“Kalau disebut hutang, itu harus ada bukti tertulis. Memang mereka ajukan proposal, dan saya sampaikan bahwa dana tersebut perlu diajukan ke pusat terlebih dahulu,” ujar Hasan.

Hasan juga menyebutkan bahwa saat itu dirinya hanya menyampaikan kemungkinan untuk membantu karena mengenal salah satu panitia yang merupakan seorang direktur perusahaan besar di Pohuwato.

“Saya bilang, ‘Bu Dir ini bisa bantu kalau cuma seperti itu’, tapi bukan berarti saya janji pribadi akan membayar,” katanya.

Ketika ditanya apakah pernyataannya kepada panitia untuk menalangi dana tersebut adalah bentuk janji, Hasan tampak ragu-ragu memberikan jawaban tegas.

“Tidak seperti itu, bukan tidak betul, mungkin saja pemahaman nya tidak sebegitu. Maksud saya tidak seperti itu. Bukan berarti itu sudah harus cair, kan memang tidak ada anggaran waktu itu,” ucapnya.

Ketika ditanya lagi terkait penyampaiannya ke panitia untuk menanggulangi terlebih dahulu dana 10 juta rupiah merupakan kalimat yang disalah artikan oleh panitia, Hasan enggan menyalahkan panitia.

“Kira-kira begitu. Bukan disalah artikan, tapi bagaimana ya. Saya juga sudah bicara dengan Pinca baru. Saya sudah kasih solusi ke panitia, dan mereka tahu solusinya. Ini kan semua sebenarnya tinggal dikomunikasikan. Namun ketika saya didesak-desak seperti ini, tunggu dulu lah,” pinta Hasan.

Dia mengaku sudah memberikan solusi kepada panitia dan bahkan menyarankan agar masalah ini dikomunikasikan dengan pimpinan cabang yang baru.

“Saya sudah sampaikan ke Panitia solusinya. Ini tagih janji sebenarnya, kan ini bukan hutang, tapi janji itu ini ranah kedinasan sebenarnya. Kan memasukan proposal berarti keluar uang itu kan bukan uang pribadi. Karena kondisi di januari itu dengan adanya efisiensi dari presiden, maka semua terkena efisiensi, anggarannya tidak keluar, tertunda, dikurangi, termasuk perbankan,” tegas Hasan.

Ia pun menutup dengan menekankan bahwa ada solusi yang bisa ditempuh tanpa harus memperkeruh situasi.

“Ada solusinya yang tidak harus kita media kan supaya harus bayar. Ini bukan hutang kemudian saya harus bayar. Berbeda misalnya kalau misalnya saya janji berhutang. Ada solusinya,” pungkasnya.

Pos terkait