Kasus Dugaan Pemerasan Wartawan di Gorontalo, Fakta Baru Terungkap!

Daripohuwato.id – Gorontalo kembali menjadi sorotan setelah sebuah tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diduga melibatkan seorang wartawan dalam transaksi uang imbalan atas pemberitaan viral di media sosial. Penelusuran lebih lanjut mengungkap fakta mengejutkan: praktik ini ternyata bukan kali pertama terjadi, melainkan sudah berulang kali dengan orang yang berbeda.

Dua pelaku usaha tambang yang enggan disebutkan namanya mengakui bahwa uang sebesar Rp30 juta dalam percakapan yang beredar merupakan pemberian mereka kepada seseorang bernama Rian. Dana tersebut diminta sebagai upaya mengamankan seorang wartawan yang dinilai terlalu kritis dalam memberitakan aktivitas tambang di Desa Balayo, Kecamatan Patilanggio, Kabupaten Pohuwato.

“Benar, kami yang menyerahkan uang itu. Saat itu malam tanggal 15 Desember, hujan-hujan, kami sedang bermain PlayStation. Uang Rp30 juta kami serahkan langsung di rumahnya. Katanya, dana ini untuk mengamankan Kontras.Id (media pers),” ungkap salah satu pelaku usaha tambang.

Menurut pengakuan mereka, dari total Rp30 juta tersebut, Rp20 juta diberikan kepada pihak Kontras.Id, sementara sisanya dialokasikan untuk organisasi dan LSM terkait. Mereka meyakini bahwa uang tersebut benar-benar diterima, karena setiap kali ada pembayaran, pemberitaan kritis mengenai aktivitas tambang selalu berhenti.

“Untuk mengamankan ‘toger’ (pihak media), Rian memasang tarif Rp30 juta, sudah termasuk pembagian ke pihak lain yang terlibat. Jadi, dari total itu, Rp20 juta untuk media, sementara sisanya dibagi ke beberapa orang lainnya. Ini bukan yang pertama kali terjadi, hampir setiap kali kami menyetor, berita negatif pasti hilang,” tambah sumber tersebut.

Lebih lanjut, mereka menantang Rian untuk mengakui kebenaran transaksi tersebut. Jika tidak, mereka meminta agar dipertemukan langsung dengan yang bersangkutan guna mengklarifikasi hal ini.

Namun, saat dikonfirmasi kepada pihak Kontras.Id, wartawan mereka, Rolink Djafar, yang akrab disapa Toger, membantah keras tudingan tersebut. Ia menegaskan tidak pernah menerima uang dari pihak mana pun terkait pemberitaan tambang. Bahkan, ia mengaku pernah ditawari uang, tetapi menolaknya demi menjaga integritas profesi jurnalistik.

“Tuduhan bahwa saya menerima uang dari Rian dengan mengatasnamakan para penambang itu tidak benar. Isu ini sudah saya dengar beberapa hari lalu dari seseorang yang mengaku dekat dengan YR alias Oca. Katanya, YR telah menyerahkan sejumlah uang kepada anak buahnya untuk diberikan ke Rian dan diteruskan kepada saya. Tapi saya tegaskan, saya tidak pernah menerima sepeser pun. Bahkan, saya juga pernah ditawari uang untuk berhenti memberitakan aktivitas tambang di sana, tetapi saya menolak,” tegas Toger.

Ia juga menyebut sudah menanyakan langsung kepada Rian terkait tudingan ini. Menurutnya, Rian mengaku tidak pernah menerima uang tersebut.

Kasus ini semakin menarik perhatian publik. Jika benar praktik ini telah berulang kali terjadi, maka ada indikasi kuat bahwa dunia jurnalistik di Gorontalo sedang menghadapi ancaman serius terhadap independensinya. Akankah ada langkah hukum lebih lanjut? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.

Pos terkait