Daripohuwato.id – Kepala Desa Iloheluma, AH, angkat bicara terkait tuduhan bahwa dirinya telah menganiaya seorang warga lanjut usia, Suaiba Kahala (70). Kejadian yang dilaporkan terjadi pada Senin 27 Januari 2024 itu disebut AH tidak seperti yang dikisahkan korban.
Menurut AH, peristiwa tersebut bermula dari transaksi jual beli tanah antara dirinya dan Suaiba Kahala. Dalam kesepakatan itu, Suaiba menjual sebidang tanah beserta beberapa pohon kelapa kepada AH. Namun, belakangan muncul pihak lain yang mengklaim sebagai pemilik sah tanah tersebut, sehingga menimbulkan permasalahan.
“Pemilik asli tanah itu datang dan mulai membangun pondok di lahan yang sudah dijual. Warga yang melihat hal itu lalu melapor kepada saya. Karena tanah tersebut sudah dijual oleh Kakek Suaiba, saya meminta agar bangunan tersebut dibongkar,” ujar AH, Kamis (30/01/2025).
Namun, lanjut AH, Suaiba Kahala datang dengan nada tinggi membantah telah menjual tanah tersebut. Padahal, menurutnya, ada saksi yang menyaksikan transaksi dan penerimaan uang hasil jual beli.
Ketika keduanya bertemu, AH mengaku meminta Suaiba untuk duduk dan mendengarkan dua alternatif penyelesaian yang dia tawarkan.
“Saya katakan kepadanya, kalau memang terjadi kesalahan dalam penjualan tanah, maka ada dua pilihan: kembalikan uang saya atau ganti dengan tanah lain yang ukurannya sama,” jelas AH.
Namun, saat meminta Suaiba untuk duduk, AH justru mengaku mendapat pukulan di wajah bagian kiri.
“Saya meminta dia duduk dulu, tapi saya malah dipukul dengan kepalan tangan tepat di wajah sebelah kiri saya. Saya pun langsung melakukan visum saat kejadian itu,” tuturnya.
Terkait tuduhan bahwa dirinya telah menganiaya Suaiba Kahala, AH dengan tegas membantah. Ia menegaskan bahwa saat kejadian, ada sejumlah saksi, termasuk kepala dusun, polisi, dan warga sekitar.
“Ketika diperiksa polisi, saya pergi ke rumah sakit untuk visum. Tuduhan bahwa saya memukul dengan kursi itu tidak benar. Kalau memang benar saya memukul, pasti ada bekas luka atau cedera di kepalanya,” tegasnya.
Lebih lanjut, AH juga membantah tuduhan bahwa ia menyeret Suaiba. Ia menjelaskan bahwa setelah dipukul, ia berusaha menangkis serangan tersebut, namun karena faktor usia, Suaiba terjatuh sendiri.
“Karena sudah tua, dia jatuh. Saat itu, saya fokus menahan sarung saya agar tidak lepas, sementara dia terus menendang saya. Saya hanya menahan salah satu kakinya. Kalau memang saya menyeretnya, pasti ada luka lecet di punggungnya,” jelasnya.
AH juga mengungkapkan bahwa dua minggu sebelum kejadian, Suaiba masih datang ke rumahnya untuk meminta izin memanjat pohon kelapa yang sudah dijual.
“Waktu itu dia bilang ingin memanjat karena buah kelapanya sudah berjatuhan. Saya izinkan, asal hanya untuk membersihkan pelepahnya. Bahkan, saya berikan 10 liter beras kepadanya, karena bagaimanapun juga dia masih keluarga saya,” ungkapnya.
AH pun berharap kasus ini bisa diselesaikan dengan baik tanpa ada kesalahpahaman yang berlarut-larut,” tandasnya.